Senin, 01 Juni 2015

Asal-usul Kesenian Sintren dari Desa Kalisalak

Asal-usul kesenian sintren berkaitan erat dengan daerah persebaran kesenian tersebut. Sintren berkembang di daerah pesisir utara Jawa (Pantura). Di Jawa Barat sintren ada di beberapa kabupaten, meliputi: Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Cirebon. Di Jawa Tengah sintren berada di berbagai daerah, antara lain: Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kota dan Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Kendal. Menurut Pak Kumar (34th), Mbah Suro (63th), dan Pak Priyanto (37th), asal mula kesenian sintren adalah dari Cirebon. Sintren adalah kesenian rakyat, sehingga masing-masing daerah punya versi sendiri terkait asal-usul sintren.
Di Batang, sintren yang berkembang di masyarakat pada umumnya dibangun atas cerita rakyat yang hidup di dalam masyarakatnya. Dari mulut ke mulut asal-usul sintren dituturkan oleh generasi terdahulu kepada genarasi berikutnya. Menurut Mbah Suro (63th), memang sampai saat ini asal-usul sintren tidak dapat diketahui secara pasti. Ketidakpastian asal-usul sintren dikarenakan tidak adanya buku ataupun catatan sejarah yang dapat dijadikan sebagai patokan.
Ada sedikitnya dua versi cerita rakyat yang melatarbelakangi kemunculan sintren. Pertama, sintren dibangun atas kisah cinta Bahureksa dengan Rantansari yang mendapat pertentangan dari Sultan Agung. Rantasari adalah seorang putri yang berasal dari Desa Kalisalak.
Gambar  Belik Rantansari di Desa Kalisalak, Kec. Batang, Kab. Batang
 (Sember: Dok. Penulis 2 Januari 2015)

Bahureksa adalah seorang prajurit Mataram yang mendapatkan tugas dari Sultan Agung Hanyakrakusuma, memboyong Rantansari ke Mataram untuk dipersunting Sultan Agung. Setelah Bahureksa bertemu dengan Rantansari, ternyata Bahureksa berubah pikiran. Bahureksa justru jatuh cinta kepada Rantansari dan berniat mempersuntingnya. Bahureksa dan Rantansari saling jatuh cinta dan memadu kasih.
Bahureksa berupaya mengelabuhi Sultan Agung dengan memboyong Endang Wiranti (gadis yang mirip dengan Rantansari) ke Mataram. Setelah dipersinggahkan di kursi ratu, Endang Wiranti gemetaran dan pinsan. Ketika Sadar Edang Wiranti mengaku bahwa dirinya bukanlah Rantansari. Sultan Agung mengetahui hubungan cinta antara Bahureksa dan Rantansari, sebagai upaya memisahkan hubungan keduanya, Bahureksa diperintahkan membuka Alas Gambiran dan memimpin serangan Mataram melawan VOC ke Batavia.
Bahureksa melaksanakan titah Raja berangkat ke Batavia dengan menggunakan perahu Kaladita (Kala-Adi-Duta). Saat berpisah dengan Rantansari, Bahureksa memberikan sapu tangan sebagai tanda cinta. Suatu ketika Bahureksa dikabarkan gugur dalam peperangan. Rantansari mencari jejak gugurnya di sepanjang pantai utara Jawa dengan menyamar menjadi penari yang bernama Sulasih. Rantansari dapat bertemu Bahureksa yang sebenarnya masih hidup dengan bantuan sapu tangan pemberian Bahureksa.
Kegagalan Bahureksa menyerang Batavia dan pasukannya banyak yang gugur, menyebabkan Bahureksa tidak berani kembali ke Mataram, melainkan pulang ke Pekalongan bersama Rantansari dengan maksud melanjutkan pertapaannya untuk menambah kesaktian dan kekuatannya guna menyerang Batavia lain waktu. Sejak itu Rantansari dapat hidup bersama dengan Bahureksa hingga akhir hayatnya.
Versi kedua, yaitu kesenian sintren dibangun atas dasar kisah cinta Sulasih dan Sulandono. Sulandono dikisahkan sebagai anak dari hasil perkawinan Bahureksa dan Rantansari yang sedang memadu kasih dengan Sulasih. Hubungan cinta antara Sulandono dan Sulasih tidak mendapatkan restu dari Bahureksa. Sulandono diperintahkan ibunya pergi bertapa dan meninggalkan sapu tangan pada Sulasih sebagai tanda cintanya.

Pertemuan antara Sulandono dan Sulasih masih tetap berlangsung di alam gaib dengan bantuan Rantansari. Pada saat Sulasih menjadi penari dalam pertunjukan rakyat, Rantansari memasukkan roh/bidadari ketubuhnya, sehingga Sulasih mengalami kesurupan (trance). Pada saat itulah roh Sulandono yang masih bertapa dipanggil untuk menemui roh Sulasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar